Belajar dari Keledai

. June 29, 2008
0 comments

Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh kedalam sumur. Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam, sementara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya. Akhirnya, ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur itu perlu ditimbun (ditutup karena berbahaya), jadi tidak berguna untuk menolong si keledai. Ia mengajak tetangga – tetangganya untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah kedalam sumur. Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian.tetapi kemudian,semua orang takjub, karena si keledai menjadi diam. setelah beberapa sekop tanah dituangkan kedalam sumur, sipetani melihat kedalam sumur dan tercengang atas apa yang dilihatnya. Walaupun punggungnya yang terus ditimpa oleh bersekop - sekop tanah dan kotoran, sikeledai melakukan sesuatu yang menabjubka. ia menguncang - guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun kebawah,lalu menaiki tanah itu. sementara tetangga -tetangga si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu. si keledai terus menguncangkan badannya dan melangkah naik. segera saja,semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri.

***
"…Kehidupan terus saja menuangkan segala macam tanah dan kotoran kepadamu. cara untuk keluar dari sumur - kesedihan, masalah, beban pikiran – adalah dengan mengguncangkan hal - hal tersebut. Setiap masalah dalam hidup kita merupakan batu pijakan untuk melangkah. kita dapat keluar dari sumur yang terdalam dengan terus berjuang. jangan pernah, walau hanya berpikir untuk menyerah..!" –wiseman-

Bangunan Yang Tidak Rusak dan Pemilik Yang Tidak Bisa Mati

.
0 comments

Dikisahkan bahwa seorang raja berhasil membangunkan kota dengan segala keperluannya yang cukup megah. Kemudian raja itu mengundang rakyatnya untuk berpesta ria menyaksikan kota itu. Pada setiap pintu, penjaga diperintahkan untuk menanyai setiap pengunjung adakah cela dan kekurangan kota yang dibangunnya itu.

Hampir seluruh orang yang ditanyai menjawab tidak ada cacat dan celanya. Tetapi ada sebahagian pengunjung yang menjawab bahwa kota itu mengandung dua cacat dan celanya. Sesuai dengan perintah raja, mereka ditahan untuk dihadapkan kepada raja.

"Apa lagi cacat dan cela kota ini?" tanya raja.
"Kota itu akan rusak dan pemiliknya akan mati.", Jawab orang itu. Tanya raja, "Apakah ada kota yang tidak akan rusak dan pemiliknya tidak akan mati?"
"Ada. Bangunan yang tidak akan rusak selamanya dan pemiliknya tidak akan mati." Jawab mereka.
"Segera katakan apakah itu." Desak raja.
"Surga dan Allah pemiliknya," jawabnya tegas.

Mendengar cerita tentang Surga dan segala keindahannya itu, sang raja menjadi tertarik dan begitu merinduinya. Apa lagi ketika mereka menceritakan tentang keadaan neraka dan azabnya bagi manusia yang sombong dan ingin menandingi Tuhan. Maka, ketika mereka mengajak raja kembali ke jalan Allah, raja itu pun ikhlas mengikutinya. Pergilah ia, ditinggalkannya segala kemegahan kerajaannya dan jadilah ia hamba yang taat dan beribadah kepada Allah.

Anak kecil Yang Takut Neraka

.
0 comments

Dalam sebuah riwayat menyatakan bahwa ada seorang lelaki tua sedang berjalan-jalan di tepi sungai, ketika dia berjalan-jalan dia terlihat seorang anak kecil sedang mengambil wudhu' sambil menangis.

Ketika orang tua itu melihat anak kecil tadi menangis, dia pun berkata, "Wahai anak kecil kenapa kamu menangis?"
Maka berkata anak kecil itu, "Wahai kakek, saya telah membaca ayat al-Qur'an sehingga sampai kepada ayat yang berbunyi, "Yaa ayyuhal ladziina aamanuu quu anfusakum" yang artinya, " Wahai orang-orang yang beriman, jagalah olehmu sekalian akan dirimu." Saya menangis sebab saya takut akan dimasukkan ke dalam api neraka."

Berkata orang tua itu, "Wahai anak, janganlah kamu takut, sesungguhnya kamu terpelihara dan kamu tidak akan dimasukkan ke dalam api neraka."
Berkata anak kecil itu, "Wahai kakek, kakek adalah orang yang berakal, tidakkah kakek melihat jikalau orang menyalakan api, maka yang pertama sekali yang mereka akan letakkan ialah ranting-ranting kayu yang kecil dahulu kemudian baru mereka letakkan yang besar. Jadi tentulah saya yang kecil ini akan dibakar dahulu sebelum dibakar orang dewasa."

Berkata orang tua itu, sambil menangis, "Sesungguh anak kecil ini lebih takut kepada neraka daripada orang yang dewasa maka bagaimanakah keadaan kami nanti?..

Anak, Ayah dan Mobil Sport

.
0 comments

Seorang pemuda yang sedang berada di tahun akhir sekolah mengharapkan sebuah mobil sport dari ayahnya, lantas, si pemuda memberitahu keinginannya kepada ayahnya. Ayahnya adalah seorang hartawan yang ternama. Ketika sang anak mengutarakannya, Sang ayah ayah hanya tersenyum. Si anak bertambah yakin, pasti mobil itu akan menjadi
miliknya.

Beberapa bulan berlalu, dengan kesungguhannya, si anak telah lulus dengan prestasi yang gemilang. Iapun semakin yakin dengan permintaannya.

Satu hari, sang ayah memanggil anaknya yang sedang berada diruang baca. Sang ayah memuji anaknya sambil menyatakan kegembiraan dan kebahagiaannya terhadap si anak. Si anak tersenyum puas, dimatanya sudah terbayang mobil sport yang selama ini menjadi idamannya itu. Tetapi…. tiba tiba sang ayah menghulurkan sebuah kotak yang berbungkus rapi dan cantik. Si anakpun terkejut, matanya berkaca kaca

kemudian sianak membuka kotak itu, “Apa maksud semua ini, ayah….???”. Sebuah Al-Quran kecil; imut degan cover kulit. Dan sebuah tulisan dengan tinta emas menghiasi tulisan khat di bagian depan. Si anak memandang ayahnya tajam, merasa dirinya dipermainkan, amarahnyapun memuncak.

“Ayah sengaja mempermainkan saya ?!. Bukannya ayah tahu betapa saya menginginkan mobil itu, yah. Saya tahu ayah mampu membelikan mobil itu. Bukannya Al qur’an ini yang saya minta..!!!”. Katanya keras sambil melempar Al qur’an tersebut diatas meja. kemudian meninggalkan sang ayah tanpa memberi sedetik waktupun untuk ayahnya bersuara. Dengan kesal sianak berlari mengambil tas dan memasukkan bajunya kedalamnya. Kemudian sianak meninggalkan ayahnya sendiri yang basah matanya dengan air mata tanpa sempat berbicara.

10 tahun kemudian, si anak telah menjadi orang yang sukses,

istri yg cantik dan anak-anak yang sehat, cukup membahagiakan, namun
gundah gulana, hatinya terpukul. Sudah 10 tahun..sejak peristiwa itu dia tidak
pernah melihat ayahnya lagi.

Suatu hari, seseorang memberitakan bahwasanya sang ayah telah meninggal dunia dan meninggalkan semua warisan kepada si anak. Ia diminta pulang sekarang juga untuk menyelesaikan masalah warisan

Dengan hati pilu, ia pergi untuk pertama kalinya kerumah ayahnya yang dulu. Hatinya tepukul memperhatikan banglo yg menyimpan 1001 kenangan masa lalunya. Hatinya sedih bertambah sedih tatkala mendapati di atas meja di ruang bacannya, Al-qur’an yang ia lempar dulu masih setia berada di situ. bagaikan setianya hati ayahnya mengharapkan kepulangannya selama ini. perlahan lahan langkahnya menuju ke meja tersebut. Kemudian ia mengambil Al-qur’an itu dan membuka bukanya dengan mata yang berkaca kaca. Tiba-tiba …..

“Klinting…!”. Suara sesuatu jatuh dari Al-qur’an. Ternyata segugus kunci. Di muka belakang Al-quran itu, sebuah sampul surat diselipkan. Kunci itu segera dipungutnya, hatinya bertanya tanya. Nyata sekali di dalam sampul surat itu terdapat nota pembelian mobil sport yang dibelinya dengan cash dan sepucuk warkat bertuliskan tanda tangan orang yang paling ia sayangi

“HADIAH TERISTIMEWA UNTUK PUTERAKU TERSAYANG” .

Seketika itu air mata si anak menitis deras.hatinya remuk redam bagai ditusuk sembilu

Ahli Batu

.
0 comments

Hiduplah seorang ahli batu yang sangat terkenal di China. Hasil karyanya
tersohor di segenap penjuru negeri. Batu-batu permata dan intan yang berkilauan itu dipajang menjadi perhiasan jemari dan kaki para raja. Hampir semua batu indah di dunia ini, pernah diolah tangannya. Giok, rubi, dan safir, terpajang di segenap sudut-sudut rumahnya.

Namun, sang ahli sudah sangat tua. Kini, ia berusaha mencari pengganti dan
penerus karya-karyanya. Belasan orang berusaha berguru. Tapi, tak ada yang cocok buat pekerjaan itu. Hingga akhirnya ia menemukan seorang pemuda yang tampak bersemangat, dan bersedia menjalani ujian.

"Anak muda, ujian pertama ini tidak sulit," ucap sang ahli membuka pembicaraan. "Mudah saja. Begini, jika kamu mampu mengambil batu dalam genggamanku, maka kamu layak mewarisi semua ilmuku. Namun, jika tanganku yang lebih cepat menutup, maka kamu harus mengulang ujian itu besok." Anak muda itu mendengarkan dengan
seksama. Ia mengangguk pelan, "Baiklah, itu pekerjaan mudah."

Ujian itu pun dimulai. Sang ahli, meletakkan sebuah batu di atas genggaman.
Disodorkannya ke arah muka si anak muda. "Ayo, ambil". Hap. Tampak kedua tangan
yang beradu cepat. Sang pemuda berusaha meraih batu dalam gengaman itu. Ah, dia
kalah sigap. Tangan sang ahli telah lebih dulu menutup. "Kamu belum berhasil anak muda. Cobalah besok." Sang pemuda tampak kecewa.

Keesokan harinya, anak muda itu kembali mencoba. Ujian pun berulang. Lagi-lagi, dia gagal. Gerakannya masih terlalu lambat. Ia pun harus kembali mengulang ujian itu. Dua, tiga hari dilaluinya, tak juga berhasil. Sembilan hari telah terlewati, tapi batu itu masih belum berpindah tangan. Pemuda itu mulai tampak putus asa, dan dia berjanji, kalau besok masih belum berhasil, dia akan berhenti dan tak mau menjadi ahli permata.

Hari penantian itu pun tiba. Keduanya telah duduk berhadapan. Sang ahli
bertanya, "Kamu sudah siap ?" Sang ahli meletakkan sebongkah batu di atas gengamannya. Namun, tiba-tiba anak muda itu berteriak, "Hei, tunggu dulu. Itu
bukan batu yang biasa kita gunakan!" Alih-alih meraih batu itu, sang anak muda
malah menanyakan tentang batu. Wajah keheranan itu dibalas dengan senyuman dari
sang ahli batu. "Anak muda, kamu lulus ujian pertama dariku. Selamat!"

***
"Hidup di dunia, kadangkala seperti pertunjukan sulap. Apa yang ada di depan
mata, seringkali bukan apa yang kita dapatkan. Harapan yang kita inginkan,
acapkali meleset. Banyak yang tertipu, banyak pula yang salah duga, salah
kira. Sebab, di sana memang penuh kepalsuan…" –wiseman-

"Teman, sering kita mendengar istilah, siapa cepat dia dapat. Kita pun terpacu
untuk sepakat dengan perkataan itu. Kemudian, segalanya berubah menjadi begitu
bergegas. Adu cepat dan adu sigap. Namun, adakah yang tercepat selalu yang jadi
pemenang?. Tak selamanya, ada kalanya kita perlu bertanya kepada hati tentang makna hidup yang sebenarnya. Setidaknya, kali ini, mereka yang cermatlah yang akan memenangkan pertarungan hidup…." –wiseman-

Ebook Tajdid Dalam Islam

.
0 comments

Pembaharuan dalam Islam menjadi issue panas sampai saat ini. pro kontra mengenainya sangat kental sekali mewarnai semua dimensi umat. akan tetapi, pada dasarnya perbedaan tersebut bertolak dari ketidak mapanan pengetahuan dari setiap individu, sehingga apa yang ia lalui dari masa kecil remaja, dan dewasa menjadi kultur dan warna yang akan dipertahankan. pembaruan dalam Islampun dianggap sebagai penghilangan kultur. padahal disamping itu, para pembaharu muslim sebenarnya tidak ingin menafikan traidisi, akan tetapi cenderung menjadikan masyarakat yang dinamis dan tidak jumud.
issue tersebut bisa anda baca sendiri di ebook yang bisa di download gratis

Ebook Panduan SEO

.
1 comments

kalo buku yang ini, khusus sebagai obat bagi anda yagn trafik blognya rada rada lemot. alias keok dikit. (sama kayak punya saya, hehe.) tapi gak papa, mari kita berbagi ilmu berbagi buku. ini buku bagus bagnet, bagaimana kita meningkatkan trafik dengan seo yang akan diulas dibuku ini.

SEO adalah sebuah proses halaman web agar dapat dibaca dengan lebih baik oleh search engine yang bersifat crawler (Google, Yahoo, MSN, dll). Proses SEO dapat melibatkan halaman web itu sendiri, namun tidak menutup kemungkinan juga melibatkan website yang lain.

Ebook Wajib Wordpresser

.
0 comments

ini layaknya kitab suci para wordpresser. kitab yang tak boleh tidak dimiliki oleh wordpresser. buku ni mengulas dengan tuntas semua pernaak pernik dan permasalahan yang menyangkut seputar wordpress.

meskipun anda seorang blogger, saya kira tidak ada salahnya untuk mencoba buku ini. sayangnya, masih dalam bahasa inggris, jadi perlu ekstra waktu untuk memahaminya. tapi saya yakin, anda termasuk orang yang gemar membaca, apapun bahasanya. karena anda tau, mana yagn berharga dan mana yang tak berharga. salam sukses. Lintang Parahening

Ebook Custom Domain

.
0 comments

banyak cara untuk menggunakan domain yang anda inginkan pada blog atau website anda. tapi apakah anda tau yagn gratis ternyata juga banyak. kalo ada yang gratis kenapa pake yang bayar.

nah disini ada beberapa tips step by step mengganti domain web atau blog anda. silakan di download, gratis. sekali lagi, gratis. wong saya juga dapatnya gratis ko, hehe..

Ebook Sukses Promosi Blog

.
0 comments

punya blog? bagaimana keadaan blog anda? puaskah anda dengan blog anda? dengan konten blog anda? atau anda sudah cukup tenang dengan trafik yang ada?

nah, untuk menjawab tentunya anda punya trik trik sendiri yang biasa anda lakukan. tapi tidak ada salahnya apa bila anda mencoba buku ini. kita kita promosi blog. dijamin 100% gratiss! tanap bayar tanta tapi. ini buku dari o-om, om saya di dunia maya. hehe.

Hegemoni Peradaban Barat

. June 28, 2008
0 comments

Hegemoni Peradaban Barat
Oleh: Dr. H. Hamid Fahmy Zarkasy, M.Phil


Adopsi peradaban dan kebudayaan Barat adalah sesuatu yang lumrah. Faktanya, ilmuwan banyak terkooptasi oleh peradaban Barat. Bahkan memaksakannya sebagai pandangan hidup

Suatu hal lumrah jika kebudayaan yang mundur akan belajar dari kebudayaan yang maju. Dan adalah alami jika suatu kebudayaan yang terbelakang mengadopsi konsep-konsep kebudayaan yang lebih maju. Tidak ada kebudayaan di dunia ini yang berkembang tanpa proses interaksi dengan kebudayaan asing. Ketika peradaban Islam unggul dibanding peradaban Eropa, misalnya, mereka telah meminjam konsep-konsep penting dalam Islam.

Akan tetapi, tidak berarti bahwa semua kebudayaan dapat mengambil semua konsep dari kebudayaan lain. Setiap kebudayaan memiliki identitas, nilai, konsep dan ideologinya sendiri-sendiri yang disebut dengan worldview (pandangan hidup).

Suatu kebudayaan dapat meminjam konsep-konsep kebudayaan lain karena memiliki pandangan hidup. Namun suatu kebudayaan tidak dapat meminjam sepenuhnya (mengadopsi) konsep-konsep kebudayaan lain, sebab dengan begitu ia akan kehilangan identitasnya.

Peminjaman konsep dari suatu kebudayaan mengharuskan adanya proses integrasi dan internalisasi konseptual. Namun dalam proses itu, unsur-unsur pokoknya berperan sebagai filter yang menentukan diterima tidaknya suatu konsep. Hal ini berlaku dalam sejarah pemikiran dan peradaban Islam, yaitu ketika Islam meminjam khazanah pemikiran Yunani, India, Persia, dan lain-lain. Pelajaran yang penting dicatat dalam hal ini bahwa ketika para ulama meminjam konsep-konsep asing, mereka berusaha mengintegrasikan konsep-konsep asing ke dalam pandangan hidup Islam dengan asas pandangan hidup Islam. Memang, proses ini tidak bisa berlangsung sekali jadi. Perlu proses koreksi-mengoreksi dan itu berlangsung dari generasi ke generasi.

Di era modern dan post-modern sekarang ini, pemikiran dan kebudayaan Barat mengungguli kebudayaan-kebudayaan lain, termasuk peradaban Islam. Namun tradisi pinjam-meminjam yang terjadi telah bergeser menjadi proses “adopsi”, yakni mengambil penuh konsep-konsep asing, khususnya Barat, tanpa proses adaptasi atau integrasi. Apa yang dimaksud dengan konsep di sini bukan dalam kaitannya dengan sains dan teknologi yang bersifat eksak, tetapi lebih berkaitan dengan konsep keilmuan, kebudayaan, sosial, dan bahkan keagamaan.

Dalam konteks pembangunan peradaban Islam sekarang ini, proses adaptasi pemikiran merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan. Namun sebelum melakukan hal itu diperlukan suatu kemampuan untuk menguasai pandangan hidup Islam dan sekaligus Barat, esensi peradaban Islam dan kebudayaan Barat. Dengan demikian, seorang cendekiawan dapat berlaku adil terhadap keduanya.

Adil, artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya atau dalam hal ini didahului dengan mengambil sesuatu dari tempat asalnya. Jika ini didasarkan pada asumsi bahwa konsep-konsep dalam peradaban asing (baca: Barat) adalah hikmah Islam yang hilang, maka seseorang pemikir Muslim harus terlebih dahulu mempelajari tempat asal hikmah tersebut dan tempat dimana hikmah itu hilang, sebelum mengambilnya kembali.

Esensi Kebudayaan Barat

Kebudayaan Barat (Western Civilization) berkembang mewarisi unsur-unsur kebudayaan Yunani Kuno, Romawi, dan unsur-unsur lain dari budaya bangsa-bangsa Eropa, khususnya Jerman, Inggris, dan Prancis. Sebagian penulis, seperti Samuel Huntington, memasukkan agama (religion)–dalam hal ini Kristen–sebagai unsur penting yang membentuk kebudayaan Barat. Demikian ditulis dalam buku populernya The Clash of Civilizations and Remaking of World Order (1996).

Mungkin itulah di antara sebabnya mengapa Huntington yang dalam bukunya itu lebih banyak menguraikan soal kebudayaan dalam dimensi politis, mencoba menyeret konflik antara Islam dengan Kristen. Namun, kesimpulan Huntington itu patut diragukan. Kristen di Barat, faktanya, lebih banyak terkooptasi oleh peradaban Barat (westernized). Berbagai konsep teologi dan upacara ritual Kristen bahkan sudah menjadi “Barat”. Pusat agama ini pun bukan lagi di tempat kelahirannya (Palestina), tetapi sudah berpindah ke Barat. Di Barat sendiri kalangan agamawan Kristen juga suka dengan asumsi “Barat itu Kristen”.

Barat dengan filsafat dan kebudayaannya memiliki karakternya tersendiri. Menurut Profesor Naquib al-Attas, peradaban Barat memiliki sejumlah ciri. Pertama, berdasarkan filsafat dan bukan agama. Kedua, filsafat itu menjelma menjadi humanisme yang meneriakkan dengan lantang prinsip dikotomi sebagai nilai dan kebenaran. Ketiga, berdasarkan pandangan hidup yang tragis. Artinya, manusia adalah tokoh dalam drama kehidupan di dunia. Pahlawannya adalah tokoh-tokoh yang bernasib tragis.

Prinsip tragedi ini disebabkan oleh kekosongan kepercayaan (iman) dan karenanya mereka memandang kehidupan secara dikotomis. Konsep ini berujung pada keresahan jiwa, selalu mencari sesuatu yang tiada akhir, mencari suatu kebenaran tanpa asas kebenaran atau prinsip kebenaran mutlak. (al-Attas, Risalah untuk Kaum Muslimin, ISTAC, 2001).

Itulah Barat yang filsafat, sainstek, dan ekonominya sedang merajai pentas sejarah dunia. Budayanya menyebar bagai gelombang melalui berbagai gerakan kultural; filsafatnya dipahami secara luas melalui pendidikan dan pembangunan sumber daya manusia; sains dan teknologinya dikagumi dan ditiru bagi pembangunan sarana dan prasarana kehidupan manusia.

Gelombang kebudayaan Barat yang disebut dengan modernisme itu pada mulanya mencerminkan gaya hidup elitis, tapi kini disebut dengan postmodernisme yang bersifat populis. Secara konseptual dampaknya dahsyat. Ia tidak saja mampu mengubah konsep sejarah secara agressif, tapi juga mengubah sikap orang terhadap agama menjadi skeptis. Agama dan kitabnya diposisikan hanya sebagai suatu bentuk “narasi besar” (grand narrative) yang kering, profan, dan dapat dipermainkan melalui bahasa dan imajinasi liar yang mencampuradukkan realitas dan fantasi. Postmodernisme sebenarnya tidak lain dari sekularisme yang tampil dengan wajah baru yang “pusat gravitasinya” adalah pandangan hidup Barat (Western worldview).*

Cengkeraman Orientalis

Dalam bidang pemikiran Islam, pengaruh p andangan hidup Barat dapat ditelusuri melalui sejarah panjang orientalisme yang sebenarnya tidak lepas dari misi kolonialisme dan kristenisasi. Bahkan awalnya dapat ditelusuri dari proses transmisi khazanah pemikiran Islam ke Barat melalui penerjemahan karya-karya filosof Muslim pada abad ke-8 dan 9 ke dalam bahasa Latin. Tokoh-tokohnya adalah para teolog Kristen seperti Charles Bernet, Peter Pivortim, Robert Charter, Bruno, dan lain-lain.

Itu pula yang terjadi dalam penerjemahan Al-Qur`an ke dalam bahasa Latin. Ini dimulai pada tahun 1143 M oleh Robertus Retasensis atas arahan Peter the Venerable, Kepala Gereja Clugny. Pekerjaan ini segera diikuti oleh penerjemahan dan penulisan buku-buku Islam dalam bidang ilmu pengetahuan dan sains. Khazanah ilmu pengetahuan Islam ini ditransfer ke dalam alam pikiran Barat dan tanpa menyebut sumbernya.

Bahkan Thomas Aquinas jelas-jelas terbukti menjiplak beberapa fragmen pemikiran Al-Farabi hanya dengan mengedit beberapa kata. David Hume memodifikasi doktrin kausalitas Al-Ghazzali menjadi bersifat atheistik.

Terjadilah proses westernisasi (pem-Barat-an) besar-besaran, persis seperti ketika ulama-ulama Islam mentransfer beberapa pemikiran Yunani dengan proses Islamisasinya. Ini berarti bahwa orang-orang Barat-Kristen itu memahami Islam berdasarkan pandangan hidup mereka. Usaha pembaratan itu meliputi konsep-konsep dan istilah penting dan bahkan pembaratan nama-nama Islam. Nama Ibn Sina diubah menjadi Avicenna, Ibn Rushd menjadi Averroes, Al-Ghazzali menjadi Algazel, Al-Jabr menjadi Algebra, dan banyak lagi.

Hal di atas hanyalah sedikit contoh betapa Islam yang ditransfer ke Barat telah diubah atau dipahami secara berbeda dari aslinya. Tidak mengherankan jika dari karya-karya mereka itu Islam digambarkan dengan sangat negatif. Dan ciri-ciri itu masih tetap melekat pada karya-karya para orientalis di zaman modern ini. Lihat saja karya-karya seperti Approach to the History of the Interpretation of the Qur’an oleh Andrew Rippin, Qur’anic Studies: Sources and Methods of Interpretation oleh John Wansbrough, The Origin of Muhammadan Jurisprudence Joseph Schacht; Islamic Creed oleh MW Watt, dan lain-lain.

Sebagai contoh adalah buku Islamic Fundamentalism and Modernity tulisan Watt. Ia menyatakan bahwa agar terbebas dari kesalahan dan kepalsuan, dan untuk memposisikan secara benar Islam di tengah dunia kontemporer, maka rekonstruksi intelektual pandangan hidup Islam adalah suatu keharusan. Rekonstruksi pandangan hidup Islam adalah pernyataan berunsur pembaharuan dan boleh jadi menarik minat cendekiawan Muslim. Namun sejatinya ia penuh bias.

Lebih jauh Watt mengatakan, “… dan untuk itu hal-hal yang tidak penting dan sekunder dalam masalah keimanan harus dibuang.” Ternyata , apa yang bagi Watt tidak penting itu adalah pengingkaran Al-Qur`an tentang penyaliban dan kematian di tiang salib, dianggap kesalahan sejarah dan tidak penting.

Richard Bell, penulis Introduction to the Qur`an, membuat susunan Al-Qur`an sesuai dengan turunnya ayat-ayat itu dan kemudian mengkritik bahwa Al-Qur`an adalah karangan Nabi Muhammad. Alasannya, susunan yang sekarang ini atas perintah Muhammad, bukan berdasarkan pada kronologi diwahyukannya.

Sekarang ini, framework (cara pandang) orientalis terhadap Islam yang seperti itu sangat dominan dalam program kajian Islam di beberapa universitas Barat.

Padahal di situlah banyak calon sarjana Muslim belajar. Pemikiran para orientalis dengan framework seperti itu kemudian dijadikan referensi yang sederajat dengan ulama-ulama dalam tradisi Islam.

Demikianlah selanjutnya, bola salju cengkeraman cara pandang ini terus bergulir bersama angin westernisasi, sekularisasi, dan liberalisasi dalam bidang-bidang lain. Warna orientalis itu nampak pada beberapa cendekiawan Muslim alumni lembaga pendidikan Barat atau murid alumni Barat. Pendekatan kajian Islam yang bersifat dikotomis memisahkan antara yang historis dan normatif, antara tekstual dan kontekstual, subjektif-objektif, ideal-real adalah asli cara pandang Barat.

Kondisi di aras berengaruh pada tataran konsep berupa timbulnya tumpang tindih antara konsep Islam dan Barat yang bermuara pada kebingungan intelektual (intellectual confusion). Sebagai contoh, demokrasi dianggap sama dengan syura, al-din disamakan dengan religi, masyarakat madani dianggap sama dengan civil society, insan kamil disamakan dengan warga negara yang baik, tajdid dianggap sama dengan modernisasi/rasionalisasi, dan sebagainya.

Tidak cukup hanya sebatas pengacauan konsep, kini Barat maju beberapa langkah lagi dengan memperkenalkan ide pluralisme agama (religious pluralism), kesatuan transendental agama-agama (transcendent unity of religions), yang didukung oleh konsep global ethic dan dipacu oleh dialog antar-agama, gender, feminisme, dan lain-lFramework Islam

Contoh di atas hanyalah simplifikasi persoalan dan dapat dijelaskan lebih komprehensif. Memang masalahnya tidak sederhana, karena orientalisme itu telah mentradisi dan kebanyakan tulisan mereka memenuhi standard kersarjanaan modern yang diakui.

Tugas kaum Muslim sekarang di samping merespon mereka secara akademis dengan sikap kritis, juga mengembangkan cara pandang kita sendiri. Meski tetap harus bersikap apresiatif dan bahkan dapat memanfaatkan hasil-hasil riset para orientalis itu yang positif. Lebih-lebih dalam men-takhrij suatu makhtutat (manuskrip) yang kini masih sangat jarang dilakukan sarjana-sarjana Muslim, padahal jumlah makhtutat itu ada ratusan ribu. Yang penting di sini adalah perlunya kesadaran dalam diri kita bahwa ummat Islam dengan pandangan hidupnya memiliki cara pandang yang berbeda dari para orientalis.

Mengkaji Islam dengan cara pandang Islam sendiri tidak cukup dengan artikel-artikel atau wacana-wacana lepas dan dialog serta seminar di media massa yang hanya bersifat gagasan awal yang belum siap secara konseptual.

Ia memerlukan suatu kerja ilmiah yang serius dalam suatu lembaga kajian yang profesional-akademis, yang di dalamnya dikaji esensi pandangan hidup Islam, tradisi-tradisi intelektualnya yang telah berkembang puluhan abad lamanya, dan konsep-konsep pemikiran ulama dalam berbagai bidang yang telah berhasil membentuk bangunan peradaban yang kokoh itu. Dari situ dengan sikap kreatif dan progesif dapat dikembangkan cara pandang pemikiran Islam yang sarat dengan konsep-konsep baru dalam berbagai bidang yang dihajatkan oleh ummat saat ini.

Perlu pula dikaji esensi dan karakter kebudayaan Barat yang kini menjadi fenomena yang persuasif dalam cara berpikir ummat Islam. Esensi kebudayaan Barat yang berasaskan pada filsafat itu perlu dibedakan dengan peradaban Islam yang berlandaskan pada wahyu.

Perbedaan dan pembedaan Islam dan Barat perlu dilakukan secara konsisten, agar dapat mengenali asal-usul suatu konsep dan pemikiran, untuk kemudian mengetahui proses ilmiah selanjutnya, apakah harus diadopsi atau ditolak. Inilah yang disebut dengan proses Islamisasi yang sesungguhnya.

Islamisasi pada level epistemologis berarti pengislaman cara berpikir kita dalam memahami objek ilmu (al-ma’lum) dengan meletakkan realitas dan kebenaran dalam suatu kesatuan tauhidi. Pada level kultural dapat berbentuk adaptasi pemikiran luar dengan cara pandang hidup Islam. Jika ini dikembangkan di kalangan cendekiawan Muslim, maka kita tidak perlu lagi bersikap anti pemikiran Barat pada dataran emosi, tapi cenderung kritis pada level intelektual.

* Penulis adalah Direktur Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) dan Pemimpin Redaksi Jurnal Islamia. Makalah disampaikan dalam Diskusi dan Tasyakuran Dr Syamsuddin Arif di Hotel Sofyan Cikini, Jakarta, tanggal 31 Juli 2004.

QIYADAH AL-ISLAMIYAH

.
0 comments

QIYADAH AL-ISLAMIYAH

Oleh: Mas Djoen

Prolog

Akhir akhir ini banyak sekali bermunculan aliran aliran sempalan dari dalam tubuh Islam ataupun yang mngatasnamakan Islam. kehdairan mereka tak ayal lagi menuai kontroversi yang dalam antara penjamin kebebasan berkeyakinan dan fundamentalis yang menjaga kesucian, kehormatan dan tradisi baku yang mereka anggap benar.

Sebagian individu menganggap kehadairan mereka suatu yang wajar karena berada di republik yang pluralitasnya sangat tinggi. Sehingga mengapa kelompok mayoritas begitu mudah menjustifikasi sekte sempalan menjadi sesat. hal ini tentunya perlu diklarifikasi lebih dalam sehingga keharmonisan dan anarki bisa dihindari. Pasalnya, jauh jauh hari sebelum munculnya arus Lia Eden, Ahmadiyah, Al-Qiyadah Al Islamiyah, telah muncul sekte sekte berdarah Islam-kedaerahan. Sebut saja Islam Telu di Lombok, Sapta Dharma, Dharmo Gandhul di Jawa, Kaharingan di Kalimantan, serta berbagai aliran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai sebuah bagian dari kearifan lokal (Local Genius) yang telah lama tumbuh dan berkembang di Tanah Air ini.[1]

Dalam hal ini, seandainya mereka tidak berdasarkan Islam, atau tidak menggubah tata cara beribadah secara Islam, ataupun tidak menggagas Aqidah Islam versi baru, setidaknya mereka akan aman berada di Indonesia. Bagaimanapun, mayoritas umat muslim akan terganggu dengan hadirnya keyakinan dan syariat yang baru padahal mereka telah meyakini dan mengamalkan sejak dulu kala.

Dalam makalah singkat ini, penulis akan sedikit mengemukakan tentang aliran Al Qiyadah Al Islamiyah sebagai aliran yang “di-cap” sesat oleh MUI dan konsep konsep teologisnya yang menjadikannya sesat versi mayoritas.

Lahirnya Al Qiyadah Al Islamiyah, Antara Kebebasan Berkeyakinan Dan Pencarian Kebenaran

11 November 2007, terpampang jelas wajah seorang laki laki kekar pada cover majalah TEMPO edisi ke -5 waktu itu, dengan sebuah handphone di tangan kanan dan sebuah kitab ditangan kiri dekat dada. Di belakangnya sebuh lingkaran cahaya memperjelas rahangnya yang kukuh bak lukisan lukisan Isa Al Masih dalam kastil Kristen. D ibawahnya tertulis besar “RASUL KEREN DARI BETAWI” dan “AL QIYADAH AL ISLAMIYAH DICAP SESAT. BISAKAH KEYAKINAN DIADILI?”. Dialah Abdussalam aliar Ahmad Mushaddeq sang Rasul dari Betawi, pimpinan Al Qiyadah Al Islmaiyah.

Al Qiyadah Al Islamiyah merupakan salah satu aliran sempalan Islam yang menjadikan seorang Ahmad Musaddeq sebagai rasul. Aliran ini menguak dipermukaan setelah Ahmadiyah yang diserang pada sekitar 2006. Takluput juga sebagian pengikut Al Qiyadah Al Islamiyah diburu dan di cap sesat oleh MUI.

Bermula dari sebuah villa Lakapura yang terletak di gunung Bunder 20 km. dari Bogor kearah Sukabumi. Disanalah Abdussalam alias Ahmad Mushaddeq bertahanut selama 40 hari 40 malam di salah satu sudut villa yang dia sebut sebagai gua. Tepat pada malam ke 37 Mushaddeq mengaku mendapat perintah Tuhan. dalam sebuah wawancara, Ahmad Mushaddeq menuturkan kronologi diangkatny a ia menjadi rasul oleh Tuhan.

“Saya bertahannut 40 hari 40 malam di villa saya di gunung Bunder. saya bermimpi pas pada pukul 12 malam, di datangi seseorang dan dibawa ke pantai. disana ada kapal besar terdampat. ribuan orang mencari jalan keluar tapi tak ketemu. saya terjaga. Saya bicara kepada Allah, kalau mimpi saya itu memang dari Engkau, berilah aku mimpi yang sama. Esoknya saya mimpi yang persis sama. Saya minta lagi dan besoknya mimpi lagi” [2]

Bagi ahmad mushadeq, kapal itu adalah tamsil dan orang orang yang ada di dalamnya adalah orang orang yang masih bersyahadat kepada Muhammad. Padahal perahu tersebut telah hancur 700 tahun yang lalu ketika Bagdad diserang tentara Mongol. Maka untuk menegakkan kembali Khilafah Islamiyah perlu ditunjuk rasul lagi.

Setelah merasa dirinya dibaiat oleh Allah untuk menjadi Rasul untuk meng Islah agama Musa, Isa dan Muhammad, Rasul dari Villa tersebut mulai mengembangkan dakwahnya. semula hanya sebatas keluarga kemudian mulai meluas dan meluas. Bak jaringan multi level marketing, pengikut yang semula 12 orang-seperti pengikut Isa Al Masih-menjadi banyak. Rasul Gunung Bunder tersebut mulai berpindah pindah tempat. pagi di Jakarta, sore di surabaya. dan dalam waktu singkat pengikutnya muali merebak di kota kota besar di Indonesia. kebanyakan dari kaum muda yang masih “bodoh”.

“Kesesatan” Versi MUI, Menanggapi Konsep Teologi Al Qiyadah Al Islamiyah

Salah satu konsep dasar yang terbangun diatasnya konsep konsep teologi Al Qiyadah Al Islamiyah adalah, bahwa saat ini “kita sedang berada pada periode Mekkah”. Dari pandangan tersbut lahirlah suatu pandangan bahwa shalat, puasa, dll tidaklah wajib, karena itu adalah syariat yang turun pada periode Madinah. Al Qiyadah Al Islaimiyah hanya mewajibkan shalat malam dan membaca Al Qur’an.

Menurut ketua MUI, Ma’ruf Amin, kesesatan jamaah ini ada pada empat hal. Menciptakan syahadat baru, ada rasul baru, menyatakan musyrik bagi selain pengikutnya dan menyatakan shalat dan rukun islam yang lain tidak wajib.[3]

Pertama, menciptakan syahadat baru. dengan meyakini bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Al Masih Al Mau’ud utusan Allah. Dalam konsep teologi Islam yang baku dan mutawatir, jelaslah syahadat tersebut sesat. Dalam Islam, kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah serta Muhammad Rasulullah merupakan pintu gerbang seseorang masuk dalam Islam. Tanpanya, Islam seseorang tidak bisa diterima.[4] Apabila Syahadat telah berubah, secara otomatis Islam seorang tersebut telah batal.

Kedua, ada Rasul baru. Dalam pandangan Islam, Rasululah Muhammad SAW. merupakan rasul penutup para rasul, tidak ada rasul setelah beliau. Rasulullah membawa syariat yang menyempurnakan syari’at-syariat sebelumnya dari para nabi dan rasul. maka apabila Ahmad Mushaddeq dipercaya oleh pengikutnya sebagai rasul, maka ini tak lebih dari manipulasi data tanpa fakta. pasalnya, apabila Mushaddeq yang mengaku mendapatkan wahyu dari Tuhan untuk menjadi utusan, maka wahyu yang seperti apa. Ibnu Taymiyah menulis dalam Membedah Firqoh Firqah sesat, bahwa wahyu ada dua macam. pertama wahyu dari Ar Rahman dan wahyu dari setan.[5]

“Sesungguhnya setan itu mewahyukan kepada kawan kawannya agar mereka membantah kamu”[6]

“Dan demikianlah kami Jadikan bagi tiap tiap nabi itu musuh, yaitu setan setan dari jenis manusia dan dari jenis jin, sebagian mereka mewahyukan kepada sebagian yang lain perkataan perkataan indah untuk menipu (manusia)”[7]

Masih dalam permasalahan wahyu yang diterima Abdussalam di villanya di gunung Bunder, Ibnu Taimiyah menambahkan bahwa kasus kasus mukasyafat dan mukhotobat sering terjadi dikalangan umat. Akan tetapi sebagian dari mereka tahu bahwa itu dari setan, itu adalah sihir, bahwa itu terjadi karena sihir yang diucapkannya atau diajarkan. Ada juga yang tahu itu dari jin, dan mengatakan bahwa itu adalah karomah yang dikaruniakan kepada kami dengan ditundukkannya jin kepada kami.

Ada yang menyangka sosok-sosok tersebut adalah manusia atau malaikat. Jika sosok itu tidak dikenal, ia berkata bahwa itu adalah manusia ghaib. jika menyebut nama, mereka mengatakan “ini Khidir, ini Ilyas, ini Abu Bakar, ini Umar, ini Syeikh Abdul Qadir Jailani dll.” ia menyangka bahwa keadaannya demikian. Sampai disini ia tidak salah, tetapi akalnya keliru karena tidak mengenali bahwa ini adalah setan setan yang menjelma dalam betuk tokoh tokoh.

Orang yang berakal dan berilmu akan mengetahui kesalahan dari penyimpangan penyimpangan syariat yang diajarkan lewat orang tersebut. Misalnya, orang tersebut memerintakan untuk menjalankan ajaran atau tatacara yang menyimpang dari ajaran Islam. Maka jelaslah bahwa wahyu tersebut adalah wahyu “setan”.[8]

Sehubungan dengan ini, bisa dikatakan bahwa Mushaddeq telah mendapatkan wahyu yang salah dan menyimpang dari ajaran Islam yang baku.

Ketiga, memusyrikkan orang selain penganutnya. Dalam hal ini, gaya ekstrem Al Qiyadah semakin tampak jelas. Yaitu dengan mengkafirkan selain penganut ajarannya dan memusyrikkannya. Sedangkan dalam teologi Islam, orang disebut msusyrik apabila ia menyekututkan Allah secara terang terangan ataupun diam diam. mengkafirkannya pun mempunyai syarat syarat tertentu.

Keempat, menyatakan bahwa shalat, puasa, haji dan rukun Islam yang lainnya tidak wajib. Ini sangat jelas. bahwa Al Qiyadah Al Islamiyah menyimpang dari ajaran Islam. Sesat. Karena dalam syahadat kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah mengandung sebuah konsekwensi untuk tunduk dan patuh pada perintah perintah-Nya dan menjauhi larangan larangan-Nya. Hanya dengan alasan masih pada periode Mekkah sehingga mereka tidak mewajibkan rukun Islam, akan tetapi mewajibkan shalat malam dan membaca Al Quran.Padahal bangunan Islam terdiri dari Islam, Iman dan Ihsan. mengerjakan rukun rukun Islam merupakan pondasi struktur Islam dalam diri seorang muslim. Apabila pondasi itu tidak ada atau rusa, rusaklah semu bangunan diatasnya. tak terkecuali konsep Mushaddeq.

“Al Qiyadah Al Islamiyah: Sesat.” Konsekwensi Sebuah Aliran Sempalan.

“Jika ingin membuat ajaran baru, jangan mengaitkan dengan ajaran agama yang sudah mempunyai tatanan baku. Akibatnya, pengikut agama yang sudah baku akan bereaksi dan berkeberatan terhadap ajaran itu”.

Itulah kalimat dari seorang Dien Syamsuddin menanggapi Al Qiyadah Al Islamiyah. Akan tetapi, pernyataan ketua Muhammadiyah tersebut ditanggapi dingin oleh ketua JIL, Ulil Abshar Abdalla dengan mengatakan “NU dan Muhammadiyah telah gagal menerapkan prinsip toleransi, sebagaimana dikehendaki oleh konstitusi kita.”

Al Qiyadah Al Islamiyah mnejadikan daftar aliran sesat semakin panjang, memasuki angka 250 yang dikeluarkan PAKEM dari tahun 1980 sampai 2006. Seiring bermunculnya aliran dan sekte sekte sempalan dalam sebuah agama, Islam khususnya, muncul pula kontroversi yang dalam antara penganut pluralisme dan kaum fundamentalis. Memang pada kenyataanya, kehidupan di Indonesia begitu heterogen. Akan tetapi, dalam tatanan kehidupan beragama-walau kebebasan berkeyakinan dijamin-bukan berarti menodai sebuah agama hal yang legal untuk dilakukan. Mengapa menodai, karena telah merusak konsep teologi yang telah baku yang di setujui umat.

Apapun sekte sempalannya, sejak zaman Rasulullah akan berakhir dengan kehancuran. Musailamah Al Kazzab mengirim surat kepada Rasulullah untuk membagi kekuasaannya menjadi dua. Akan tetapi dibiarkan hingga Beliau wafat dan di hanguskan pada masa Abu Bakar. Nabi dari pakistan Mirza Ghulam Ahmad dengan ahmadiyah, juga menuai penyerangan dimana mana. Laiknya hidup di belantara, minoritas yang menentang arus hanya bisa menunggu ajal.

Menilik sedikit tentang pernyataan “toleransi” beragama yang diusung oleh kaum liberal. Dalam masalah ini. Dr. Anis Malik Thaha dalam bukunya Tren Tren Pluralisme Agama, menyatakan bahwa dalam konteks keagamaan, keindonesiaan yang mana unsur pembentuknya adalah multi agama, multi budaya, multi etnis multi ras dan sebagainya, sistem ideologi pluralisme memang nampak sangat dielu-elukan. Khususunya bagi kaum minoritas non-Islam (yang kebanyakan memang tak sepenuhnya memahami implikasi pluralisme) dan nasionalis sekuler liberal.[9] Sedangkan dalam diskursus pemikiran Islam, pluralisme agama masih merupakan hal baru dan tidak mempunyai akar ideologi bahkan teologis yang kuat.[10]

Maka apabila ada asusmi bahwa aliran sempalan yang tidak sesuai dengan kaidah dan konsep syariat serta akidah islam adalah sesat, itu bisa dianggap hal wajar, bahkan wajib. karena menyimpangkan syariat yang baku sama dengan menodai sebuah agama. Menodai sebuah agama berarti sama halnya tidak menghormati dan menginjak kehormatan seitap individu.

Rasul Dari Betawi Nasibnya Kini, Sebuah Epilog

Lelaki yang mengaku Rasul tersebut terlahir dengan nama Abdussalam. Pada umurnya yang tergolong senja, 63 tahun, ia masih tampak segar. Badannya yang gempal sering tertutup oleh kaos ketat dan memakai jins laiknya anak muda. Hanya saja uban yang sering tertutup peci hitamnya tak bisa menyembunyikan usia. Ahmad Mushaddeq, begitu lelaki tersebut dipanggil pernah masuk pada dinas olahraga pemda DKI dan menjadi pelatih fisik pada timnas bulutangkis Indonesia.

Waktu itu, Ahmad mushaddeq sebagai Al Masih Al Mauud beserta enam pengikutnya menyerahkan diri ke polisi. Ia lebih memilih jalan menyerah daripada menjadi buronan umat muslim se-Indonesia. Biarpun begitu, ia masih tetap nyerocos menjelaskan ajaran ajarannya yang ia deklarasikan tahun 2001 yang lalu.

Nasib Mushaddeq yang saat itu berusia 63 tahun mirip dengan Lia Eden, kepala jamaah Eden (salamullah) yang harus mendekam dipenjara satu setengah tahun. Persis juga dengan Usman Roy, bekas petinju yang menggagas shalat dua bahasa dari Malang.

Satu hal yang tidak bisa di akal, paham-paham teologi sempalan hanya bisa diakal oleh mereka yang tak punya akal, ilmu dan kekeringan spiritual.

Daftar Pustaka

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Membedah Firqoh Firqoh Sesat, Al Qowam, Solo 2006

Majalah TEMPO edisi 5, th. 2007. Rasul Keren Dari Betawi. 11 November 2007

Dr. Anis Malik Thaha, Tren Tren Pluralisme Agama, GIP, Agustus 2005.

Sapto Raharjanto, Artikel: Aliran Sempalan Antara Pluralisme dan Ketertundukan. Pada www.prp-indonesia.org

[1] lihat Sapto Raharjanto, Aliran Sempalan Antara Pluralisme dan Ketertundukan. penulis adalah peneliti Centre of Local Economy And Politics Studies, Jember. atau hub. HP:081938367408/085257250742. artikel ini di muat dalam www.prp-indonesia.org

[2] lihat TEMPO edisi-5 2007 tentang al qiyadah al islamiyah.

[3] ibid. Ma’ruf Amin, TEMPO Edisi 5 2007.

[4] lihat kitab Tauhid juz 2, KMI pondok Modern Darussalam Gontor, Darussalam Press.

[5] Ibnu Taimiyah, Membedah Firqoh Firqoh Sesat, Al Qowam, Solo 2006.

[6] Surat Al An’am ayat 121

[7] Surat Al An’am ayat 112

[8] ibu taimiyah, h. 107

[9] lihat Dr. Anis Malik Thaha dalam Tren Tren Pluralisme Agama, GIP agustus 2005

[10] ibid hal. 23

Sejarah Masuknya Islam di Filipina

.
0 comments

Sejarah Masuknya Islam di Filipina

Prolog

Asia tengagara adalah sebutan untuk wialyah daratan Asia bagian timur yang terdiri dari jazirah Indo-Cina dan kepualauan yang banyak serta terilingkupi dalam Negara Indonesia dan Philipina. Meliht sejarah masa lalu, terliaht bahwa Islam bukanlah agama pertama yang tumbuh pesat, akan tetapi Islam masuk ke lapisan masyarakat yang waktu itu telah memiliki peradaban, budaya, dan agama. Taufiq Abdullah menulis dalam bukunya renaisans islam di asia tenggara, bahwa kawasan asia tenggara terbagi menjadi 3 bagian berdasarkan atas pengaruh yagn diterima wilayah tersebut.

Pertama, adalah wilayah indianized southeast asia, asia tenggara yagn dipengaruhi India yang dalam hal ini hindu dan budha

Kedua, sinized south east asia, wilayah yang mendapatkan pengaruh china, adalah Vietnam.

Ketiga, yatu wilayah asia tenggara yag dispanylkan, atau hispainized south east asia, yaiut philipina.[1]

Ketiga pemmbagian tersebut seolah meniadakan pegnaruh Islam yang begitu besar di Asia tenggara, khususnya Philipina. Seperti tertulis bahwa philipina termasuk negara yang terpengaruhi oleh spanyol. Hal itu benar adanya, akan tetapi pranata kehidupan di Philipina juga terpengaruhi oleh Islam pada masa penjajahan amerika dan spanyol. Sedikit makalah dibawah ini akan menyingkap dengan singkat tentang sejarah masuknya Islam di Philipina.

Pembahasan

Islam di asia menurut Dr. Hamid mempunyai 3 bentuk penyebaran. Pertama, penyebaran Islam melahirkan mayoritas penduduk. Kedua, kelompok minoritas Islam. Ketiga, kelompok negera negara Islam tertindas.

Dalm bukunya yang berjudul Islam Sebagai Kekuatan International, Dr. Hamid mencantumkan bahwa Islam di Philipina merukan salah satu kelompok ninoritas diantara negara negara yang lain. Dari statsitk demografi pada tahun 1977, Masyarakat Philipina berjumlah 44. 300.000 jiwa. Sedangkan jumlah masyarakat Muslim 2.348.000 jiwa. Dengan prosentase 5,3% dengan unsur dominan komunitas Mindanao dan mogondinao. [2]

Hal itu pastinya tidak lepas dari sejarah latar belakang Islam di negeri philipina. Bahkan lebih dari itu, bukan hanya penjajahan saja, akan tetapi konflik internal yang masih berlanjut sampai saat ini.

Sejarah masuknya Islam masuk ke wilayah Filipina Selatan, khususnya kepulauan Sulu dan Mindanao pada tahun 1380 M. Seorang tabib dan ulama Arab bernama Karimul Makhdum dan Raja Baguinda tercatat sebagai orang pertama yang menyebarkan ajaran Islam di kepulauan tersebut. Menurut catatan sejarah, Raja Baguinda adalah seorang pangeran dari Minangkabau (Sumatra Barat). Ia tiba di kepulauan Sulu sepuluh tahun setelah berhasil mendakwahkan Islam di kepulauan Zamboanga dan Basilan. Atas hasil kerja kerasnya juga, akhirnya Kabungsuwan Manguindanao, raja terkenal dari Manguindanao memeluk Islam. Dari sinilah awal peradaban Islam di wilayah ini mulai dirintis. Pada masa itu, sudah dikenal sistem pemerintahan dan peraturan hukum yaitu Manguindanao Code of Law atau Luwaran yang didasarkan atas Minhaj dan Fathu-i-Qareeb, Taqreebu-i-Intifa dan Mir-atu-Thullab. Manguindanao kemudian menjadi seorang Datuk yang berkuasa di propinsi Davao di bagian tenggara pulau Mindanao. Setelah itu, Islam disebarkan ke pulau Lanao dan bagian utara Zamboanga serta daerah pantai lainnya. Sepanjang garis pantai kepulauan Filipina semuanya berada dibawah kekuasaan pemimpin-pemimpin Islam yang bergelar Datuk atau Raja. Menurut ahli sejarah kata Manila (ibukota Filipina sekarang) berasal dari kata Amanullah (negeri Allah yang aman). Pendapat ini bisa jadi benar, mengingat kalimat tersebut banyak digunakan oleh masyarakat sub-kontinen [3]

Secara umum, gambaran Islam masuk di Philiphina melalui beberapa fase, dari penjajahan sampai masa modern.

Masa Kolonial Spanyol[4]

Sejak masuknya orang-orang Spanyol ke Filipina, pada 16 Maret 1521 M, penduduk pribumi telah mencium adanya maksud lain dibalik “ekspedisi ilmiah” Ferdinand de Magellans. Ketika kolonial Spanyol menaklukan wilayah utara dengan mudah dan tanpa perlawanan berarti, tidak demikian halnya dengan wilayah selatan. Mereka justru menemukan penduduk wilayah selatan melakukan perlawanan sangat gigih, berani dan pantang menyerah. Tentara kolonial Spanyol harus bertempur mati-matian kilometer demi kilometer untuk mencapai Mindanao-Sulu (kesultanan Sulu takluk pada tahun 1876 M). Menghabiskan lebih dari 375 tahun masa kolonialisme dengan perang berkelanjutan melawan kaum Muslimin. walaupun demikian, kaum Muslimin tidak pernah dapat ditundukan secara total. Selama masa kolonial, Spanyol menerapkan politik devide and rule (pecah belah dan kuasai) serta mision-sacre (misi suci Kristenisasi) terhadap orang-orang Islam. Bahkan orang-orang Islam di-stigmatisasi (julukan terhadap hal-hal yang buruk) sebagai “Moor” (Moro). Artinya orang yang buta huruf, jahat, tidak bertuhan dan huramentados (tukang bunuh). Sejak saat itu julukan Moro melekat pada orang-orang Islam yang mendiami kawasan Filipina Selatan tersebut. Tahun 1578 M terjadi perang besar yang melibatkan orang Filipina sendiri. Penduduk pribumi wilayah Utara yang telah dikristenkan dilibatkan dalam ketentaraan kolonial Spanyol, kemudian di adu domba dan disuruh berperang melawan orang-orang Islam di selatan. Sehingga terjadilah peperangan antar orang Filipina sendiri dengan mengatasnamakan “misi suci”. Dari sinilah kemudian timbul kebencian dan rasa curiga orang-orang Kristen Filipina terhadap Bangsa Moro yang Islam hingga sekarang. Sejarah mencatat, orang Islam pertama yang masuk Kristen akibat politik yang dijalankan kolonial Spanyol ini adalah istri Raja Humabon dari pulau Cebu,

Masa Imperialisme Amerika Serikat


Sekalipun Spanyol gagal menundukkan Mindanao dan Sulu, Spanyol tetap menganggap kedua wilayah itu merupakan bagian dari teritorialnya. Secara tidak sah dan tak bermoral, Spanyol kemudian menjual Filipina kepada Amerika Serikat seharga US$ 20 juta pada tahun 1898 M melalui Traktat Paris. Amerika datang ke Mindanao dengan menampilkan diri sebagai seorang sahabat yang baik dan dapat dipercaya. Dan inilah karakter musuh-musuh Islam sebenarnya pada abad ini. Hal ini dibuktikan dengan ditandatanganinya Traktat Bates (20 Agustus 1898 M) yang menjanjikan kebebasan beragama, kebebasan mengungkapkan pendapat, kebebasan mendapatkan pendidikan bagi Bangsa Moro. Namun traktat tersebut hanya taktik mengambil hati orang-orang Islam agar tidak memberontak, karena pada saat yang sama Amerika tengah disibukkan dengan pemberontakan kaum revolusioner Filipina Utara pimpinan Emilio Aguinaldo. Terbukti setelah kaum revolusioner kalah pada 1902 M, kebijakan AS di Mindanao dan Sulu bergeser kepada sikap campur tangan langsung dan penjajahan terbuka. Setahun kemudian (1903 M) Mindanao dan Sulu disatukan menjadi wilayah propinsi Moroland dengan alasan untuk memberadabkan (civilizing) rakyat Mindanao dan Sulu. Periode berikutnya tercatat pertempuran antara kedua belah pihak. Teofisto Guingona, Sr. mencatat antara tahun 1914-1920 rata-rata terjadi 19 kali pertempuran. Tahun 1921-1923, terjadi 21 kali pertempuran. Patut dicatat bahwa selama periode 1898-1902, AS ternyata telah menggunakan waktu tersebut untuk membebaskan tanah serta hutan di wilayah Moro untuk keperluan ekspansi para kapitalis. Bahkan periode 1903-1913 dihabiskan AS untuk memerangi berbagai kelompok perlawanan Bangsa Moro. Namun Amerika memandang peperangan tak cukup efektif meredam perlawanan Bangsa Moro, Amerika akhirnya menerapkan strategi penjajahan melalui kebijakan pendidikan dan bujukan. Kebijakan ini kemudian disempurnakan oleh orang-orang Amerika sebagai ciri khas penjajahan mereka. Kebijakan pendidikan dan bujukan yang diterapkan Amerika terbukti merupakan strategi yang sangat efektif dalam meredam perlawanan Bangsa Moro. Sebagai hasilnya, kohesitas politik dan kesatuan diantara masyarakat Muslim mulai berantakan dan basis budaya mulai diserang oleh norma-norma Barat. Pada dasarnya kebijakan ini lebih disebabkan keinginan Amerika memasukkan kaum Muslimin ke dalam arus utama masyarakat Filipina di Utara dan mengasimilasi kaum Muslim ke dalam tradisi dan kebiasaan orang-orang Kristen. Seiring dengan berkurangnya kekuasaan politik para Sultan dan berpindahnya kekuasaan secara bertahap ke Manila, pendekatan ini sedikit demi sedikit mengancam tradisi kemandirian.

Masa Peralihan

Masa pra-kemerdekaan ditandai dengan masa peralihan kekuasaan dari penjajah Amerika ke pemerintah Kristen Filipina di Utara. Untuk menggabungkan ekonomi Moroland ke dalam sistem kapitalis, diberlakukanlah hukum-hukum tanah warisan jajahan AS yang sangat kapitalistis seperti Land Registration Act No. 496 (November 1902) yang menyatakan keharusan pendaftaran tanah dalam bentuk tertulis, ditandatangani dan di bawah sumpah. Kemudian Philippine Commission Act No. 718 (4 April 1903) yang menyatakan hibah tanah dari para Sultan, Datu, atau kepala Suku Non-Kristen sebagai tidak sah, jika dilakukan tanpa ada wewenang atau izin dari pemerintah. Demikian juga Public Land Act No. 296 (7 Oktober 1903) yang menyatakan semua tanah yang tidak didaftarkan sesuai dengan Land Registration Act No. 496 sebagai tanah negara, The Mining Law of 1905 yang menyatakan semua tanah negara di Filipina sebagai tanah yang bebas, terbuka untuk eksplorasi, pemilikan dan pembelian oleh WN Filipina dan AS, serta Cadastral Act of 1907 yang membolehkan penduduk setempat (Filipina) yang berpendidikan, dan para spekulan tanah Amerika, yang lebih paham dengan urusan birokrasi, untuk melegalisasi klaim-klaim atas tanah. Pada intinya ketentuan tentang hukum tanah ini merupakan legalisasi penyitaan tanah-tanah kaum Muslimin (tanah adat dan ulayat) oleh pemerintah kolonial AS dan pemerintah Filipina di Utara yang menguntungkan para kapitalis. Pemberlakukan Quino-Recto Colonialization Act No. 4197 pada 12 Februari 1935 menandai upaya pemerintah Filipina yang lebih agresif untuk membuka tanah dan menjajah Mindanao. Pemerintah mula-mula berkonsentrasi pada pembangunan jalan dan survei-survei tanah negara, sebelum membangun koloni-koloni pertanian yang baru. NLSA - National Land Settlement Administration - didirikan berdasarkan Act No. 441 pada 1939. Di bawah NLSA, tiga pemukiman besar yang menampung ribuan pemukim dari Utara dibangun di propinsi Cotabato Lama. Bahkan seorang senator Manuel L. Quezon pada 1936-1944 gigih mengkampanyekan program pemukiman besar-besaran orang-orang Utara dengan tujuan untuk menghancurkan keragaman (homogenity) dan keunggulan jumlah Bangsa Moro di Mindanao serta berusaha mengintegrasikan mereka ke dalam masyarakat Filipina secara umum. Kepemilikan tanah yang begitu mudah dan mendapat legalisasi dari pemerintah tersebut mendorong migrasi dan pemukiman besar-besaran orang-orang Utara ke Mindanao. Banyak pemukim yang datang, seperti di Kidapawan, Manguindanao, mengakui bahwa motif utama kedatangan mereka ke Mindanao adalah untuk mendapatkan tanah. Untuk menarik banyak pemukim dari utara ke Mindanao, pemerintah membangun koloni-koloni yang disubsidi lengkap dengan seluruh alat bantu yang diperlukan. Konsep penjajahan melalui koloni ini diteruskan oleh pemerintah Filipina begitu AS hengkang dari negeri tersebut. Sehingga perlahan tapi pasti orang-orang Moro menjadi minoritas di tanah mereka

Masa Pasca Kemerdekaan hingga Sekarang

Kemerdekaan yang didapatkan Filipina (1946 M) dari Amerika Serikat ternyata tidak memiliki arti khusus bagi Bangsa Moro. Hengkangnya penjajah pertama (Amerika Serikat) dari Filipina ternyata memunculkan penjajah lainnya (pemerintah Filipina). Namun patut dicatat, pada masa ini perjuangan Bangsa Moro memasuki babak baru dengan dibentuknya front perlawanan yang lebih terorganisir dan maju, seperti MIM, Anshar-el-Islam, MNLF, MILF, MNLF-Reformis, BMIF. Namun pada saat yang sama juga sebagai masa terpecahnya kekuatan Bangsa Moro menjadi faksi-faksi yang melemahkan perjuangan mereka secara keseluruhan. Pada awal kemerdekaan, pemerintah Filipina disibukkan dengan pemberontakan kaum komunis Hukbalahab dan Hukbong Bayan Laban Sa Hapon. Sehingga tekanan terhadap perlawanan Bangsa Moro dikurangi. Gerombolan komunis Hukbalahab ini awalnya merupakan gerakan rakyat anti penjajahan Jepang. Setelah Jepang menyerah, mereka mengarahkan perlawanannya ke pemerintah Filipina. Pemberontakan ini baru bisa diatasi di masa Ramon Magsaysay, menteri pertahanan pada masa pemerintahan Eipidio Qurino (1948-1953). Tekanan semakin terasa hebat dan berat ketika Ferdinand Marcos berkuasa (1965-1986). Dibandingkan dengan masa pemerintahan semua presiden Filipina dari Jose Rizal sampai Fidel Ramos maka masa pemerintahan Ferdinand Marcos merupakan masa pemerintahan paling represif bagi Bangsa Moro. Pembentukan Muslim Independent Movement (MIM) pada 1968 dan Moro Liberation Front (MLF) pada 1971 tak bisa dilepaskan dari sikap politik Marcos yang lebih dikenal dengan Presidential Proclamation No. 1081 itu. Perkembangan berikutnya kita semua tahu. MLF sebagai induk perjuangan Bangsa Moro akhirnya terpecah. Pertama, Moro National Liberation Front (MNLF) pimpinan Nurulhaj Misuari yang berideologikan nasionalis-sekuler. Kedua, Moro Islamic Liberation Front (MILF) pimpinan Salamat Hashim, seorang ulama pejuang, yang murni berideologikan Islam dan bercita-cita mendirikan negara Islam di Filipina Selatan. Namun dalam perjalanannya, ternyata MNLF pimpinan Nur Misuari mengalami perpecahan kembali menjadi kelompok MNLF-Reformis pimpinan Dimas Pundato (1981) dan kelompok Abu Sayyaf pimpinan Abdurrazak Janjalani (1993). Tentu saja perpecahan ini memperlemah perjuangan Bangsa Moro secara keseluruhan dan memperkuat posisi pemerintah Filipina dalam menghadapi Bangsa Moro. Ditandatanganinya perjanjian perdamaian antara Nur Misuari (ketua MNLF) dengan Fidel Ramos (Presiden Filipina) pada 30 Agustus 1996 di Istana Merdeka Jakarta lebih menunjukkan ketidaksepakatan Bangsa Moro dalam menyelesaikan konflik yang telah memasuki 2 dasawarsa itu. Disatu pihak mereka menghendaki diselesaikannya konflik dengan cara diplomatik (diwakili oleh MNLF), sementara pihak lainnya menghendaki perjuangan bersenjata/jihad (diwakili oleh MILF). Semua pihak memandang caranyalah yang paling tepat dan efektif. Namun agaknya Ramos telah memilih salah satu diantara mereka walaupun dengan penuh resiko. “Semua orang harus memilih, tidak mungkin memuaskan semua pihak,” katanya. Dan jadilah bangsa Moro seperti saat ini, minoritas di negeri sendiri.

Epilog

Dari telusan diatas, begitu kentara bahwasanya islam masuk Philipina dengan jalan yang tidak mulus, berliku dan harus menghadapi rintangan dan hambatan dari dalam maupun luar negeri. Imbasnya, maka pada awal tahun 1970-an, Islam di Philipina merupakan komunitas minoritas dan tinggal di beberapa daerah dan pulau khusus. Dengan suatu konsekwensi bagi kaum minoritas Islam berseberangan degnan kepentingan pemerintah, hingga timbullah konflik yang berkepanjanangan antara pemerintah dan komunitas muslim.

Referensi

Siti Maryam dkk Sejarah Peradaban Islam, Lkis, 2004

Dr. Hamid A. Rabie, Islam Sebagai Kekuatan International, CV. Rosda Bandung 1985

Artikel Sejarah Masuknya Islam di Philipina. oleh Imam nugroho di www.duiniaislam.com

Hamka, Sejarah Umat Islam, Pustaka Hidayah, 2001

[1] Lihat Sejarah Peradaban Islam, oleh Siti Maryam dkk.

[2] Dr. Hamid A. Rabie, Islam Sebagai Kekuatan International, CV. Rosda Bandung 1985

[3] Lihat www.duniaislam.com

[4] Lihat, artikel Sejarah Masuknya Islam di Philipina. oleh Imam nugroho

Film Islami Vs. Seperti Islami

.
0 comments

Sebuah catatan akan saya kemukakan untuk film film Islami di layar lebar maupun layar kaca. Tapi sebelumnya saya mohon maaf apa bila bersifat spekulatif, karena saya bukan insan perfilman.

Sebuah bukti baru bahwa seni Islam mempunyai daya jual yang tinggi. Seni grafis, sastra, film hingga seni arsitektur. Hal itu semakin kentara dari fenomena perbincangan untuk flm Ayat Ayat Cinta (AAC) yang nge-boom habis. Hal itu bukan hanya karena diambil dari Novel ayat ayat cinta karya Habiburrahman El Shirazy yang fenomenal, akan tetapi lebih dari itu, apresiasi kebosanan dan kelelahan. Yakni kebosanan pada pribadi masyarakat pada porsi seni yang mengeksploitasi aurat, sex dan pornografi. Masyarakat semakin dewasa dalam mensikapi arus demoralisasi yang begitu kuat lewat art sense, sehingga meluapkan kegembiraan besar mereka lewat menyambut dengan hingar bingar film semisal ayat ayat cinta. Pada pertengahan 1970-an, film Islami yang berjudul Kautsar mampu menduduki box office dimana pada masa itu dunia perfilman Indonesia sedang dipenuhi eksploitasi sex dalam adegan adegannya. Chaerul umam, sang sutradara film tersebut menuturkan bahwa ia meyakini bahwa apapun yang berbau Islam pasti laku. Hal itu ia yakini sejak dulu, dan terbukti pada akhir akhir ini, semakin maraknya buku buku Islami, sinetron Islami, hingga aliran sesat yang mengaku Islami. Coba bayangkan Al Qiyadah tanpa Islamiyah, pasti tak laku, tambahnya. Hanya saja, bisnisman muslim dan insan perfilman dan praktisi seni Islam belum terlalu paham dalam menempuh manajemen yang baik dalam pemasaran sehingga masih sedikit malu malu.
Menilik fenomena film islami, masih menurut Chaerul Umam, bahwa film Islami adalah film yang mana pengadegannya juga Islami, bukan hanya solusi dan konflik saja. Bagaimana mensimulasi adegan suami istri yang sebenarnya bukan suami istri, bagaimana memilih adegan yang kelihatan menarik, harmonis tanpa bersentuhan tangan. Jadi, bukan hanya judul dan sekenario, tapi akidah dalam tiap adegan juga Islami. Tak kalah penting dari itu semua, para aktor. Aktor film Islami juga dikenal publik sebagai orang muslim, jadi tidak munafik. Di depan kamera ia muslim taat, tapi di balik layar, ia nakal. Bias bias ini dibilang kebohongan publik.
Jadi, saya pribadi belum menganggap film itu Islami apabila masih ada aktor atau adegan yang nggak Islami sama sekali. Okelah dilayar Islami, tapi dibalik layar harus tetap dikritisi. Islami lahir batin, kalau tidak, lebih baik film sekuler yang membawa pesan moral yang baik dari pada film ‘seperti’ Islami.

Cinta Itu..

.
0 comments

Cinta itu…

Cinta itu seperti kupu-kupu. Tambah dikejar, tambah lari. Tapi kalau dibiarkan terbang, dia akan datang di saat kamu tidak mengharapkannya. Cinta dapat membuatmu bahagia tapi sering juga memberikan kesedihan. Cinta akan berharga jikalau diberikan kepada seseorang yang menghargainya. Jangan terburu-buru, dan pilihlah yang terbaik.

Cinta bukan bagaimana menjadi pasangan yang “sempurna” bagi seseorang. Tapi bagaimana menemukan seseorang yang dapat membantumu menjadi dirimu sendiri. Dan karena itu kamu menjadi lebih baik. Jangan pernah mengatakan “I love you” kalau anda tidak perduli. Jangan pernah membicarakan perasaan yang tidak pernah ada. Jangan pernah menyentuh hidup seseorang jikalau hal itu akan menghancurkan hatinya. Jangan pernah menatap matanya jikalau semua yang kamu lakukan hanya kebohongan. Hal paling kejam yang seseorang lakukan kepada orang lain adalah membiarkannya jatuh cinta, sementara anda tidak berniat untuk menangkapnya…

Cinta bukan, “Ini salah kamu”, tapi “Ma’afkan aku”. Bukan “Kamu di mana sih?”, tapi “Aku disini”. Bukan “Gimana sih kamu?”, tapi “Aku ngerti kok”. Bukan “Coba kamu gak kayak gini”, tapi “Aku mencintai kamu seperti kamu apa adanya”.

Kompatibilitas yang paling benar tidak berangkat dari berapa lama kalian sudah bersama maupun berapa sering kalian betemu, tapi apakah selama kalian bersama, kalian selalu saling mengisi satu sama lain dan saling membuat hidup yang berkualitas. Kesedihan dan kerinduan hanya terasa selama yang anda inginkan dan menyayat sedalam yang anda izinkan. Yang berat bukan bagaimana caranya menanggulangi kesedihan dan kerinduan itu, tapi bagaimana belajar darinya.

‘Beginilah kita jatuh hati’: jatuh tapi jangan terhuyung-huyung, konsisten tapi jangan memaksa, berbagi dan jangan bersikap tidak adil, mengerti dan cobalah untuk tidak banyak menuntut, sedih tapi jangan pernah simpan kesedihan itu. Memang sakit melihat orang yang anda cintai sedang berbahagia dengan orang lain tapi lebih sakit lagi kalau orang yang anda cintai itu tidak berbahagia bersama anda.

Cinta akan menyakitkan ketika kamu berpisah dengan seseorang, lebih menyakitkan apabila kamu dilupakan oleh kekasihmu, tapi cinta akan lebih menyakitkan lagi apabila seseorang yang kamu sayangi tidak tahu apa yang sesungguhnya kamu rasakan.

Yang paling menyedihkan dalam hidup adalah menemukan seseorang dan jatuh cinta, hanya untuk mengetahui bahwa dia bukan untuk kamu dan kamu sudah menghabiskan banyak waktu untuk orang yang tidak pernah menghargainya. Kalau dia tidak “worth it” sekarang, dia tidak akan pernah “worth it” setahun lagi ataupun 10 tahun lagi. Jadi, biarkan dia pergi…….

“..biarpun cinta itu tak terlukiskan, setidaknya anda tahu siapa yang seharusnya anda cintai….” –wiseman-

Istilah Istilah Salah

.
0 comments

Assalamu’alaikum

Assalamu’alaikum To All Muslims.

  • Don’t say ” Mosque ” but say ” Masjid ” coz islam.co.org has found that ” Mosque ” = ” Mosquitos “.
  • Don’t Write ” Mecca ” but write corectly ” Makkah ” coz ” Mecca ” = ” House of Wines “.
  • Don’t write ” Mohd ” but Write completly ” Muhammad ” coz ” Mohd ” = ” The dog with big mouth “.
  • Don’t write ” 4jjI ” but ” Allah Swt ” coz ” = ” 4 jesus judas Isa Al Masih.
  • If you want to cut ” Assalamu’alaikum ” say ” Assalm ” not say ” Ass. ” coz ” ass ” = ” bokong “.
  • Please forward it to more muslims as you can.”

Kita sudah tahu mana singkatan dan istilah yang salah mana yang benar. Maka, mari kita selalu menuliskan yang benar dalam aplikasi komunikasi kita, sms, email dll. Mari kita jaga kehormatan agama Allah, insya Allah, kita akan selalu dalam naungan-Nya. Amiiin..

Software Islami

Penghitung Warisan. Software ini dapat digunakan untuk menghitung jumlah warisan dengan mudah. Dengan memasukkan nama dan posisi orang tersebut dalam keluarga. KLIK DISINI


Belajar Mudah Tajwid. Software gratis yang dapat mempermudah anda belajar Tajwid. KLIK DI SINI


Al Qur'an Tarjamah. Software Al-Qur’an tanpa perlu installasi software yang rumit. Dilengkapi dengan Text Arab, Indonesia, serta Asbabun nuzul. KLIK DI SINI


Al Qur'an In Word. Cara gampang memasukkan Ayat Al-Quran kedalam Dokumen Microsoft Word. KLIK DI SINI


Kamus Arab-Indonesia, Indonesia-Arab. Kamus ini dibuat oleh Abu Hasan Pambudi, yang dipublikasikan di Muslim.or.id KLIK DISINI

Koleksi Ebook Islami

Ebook kumpulan Nama Nama Islami untuk putra anda. KLIK Di SINI

Ebook Seputar Aqidah Islam

Prinsip-prinsip Dasar Keimanan
. Klik Di sini

Tauhid & Makna Syahadatain. Klik Di Sini

Kesempurnaan Islam & Bahaya Bid'ah. Kik Di Sini

Kiat Berpegang Teguh Dengan Agama Allah. Klik Di Sini

Kewajiban Berpegang Teguh Pada As-Sunnah. Klik Di Sini

Kitab Tauhid [Syekh Muhammad Bin Abdul Wahab]. Klik Di Sini

Prinsip Aqidah Ahlu As-Sunnah Wal Jama'ah. Klik Di Sini

Qadha' & Qadar. Klik Di Sini

Risalah Tentang Hukum Sihir & Perdukunan. Klik Di Sini

Soal Jawab Aqidah. Klik Di Sini

Yang Terbaru Dari Kami

Muslim-Net. blog remaja muslim yang ingin selalu memberikan yang terbaik untuk generasi penerus. memberikan mereka bekal hati, ilmu dan takwa. sehingga bisa melihat dunia ini dalam keadaan cerah dan tercerahkan. apa yang anda dapatkan disini??

Ebook Islami dan non Islami
Link website dan blog Islami
Artikel artikel Islami
Sofware Islami
gambar gambar Islami
dll.

SEMUA BISA ANDA DAPATKAN GRATIS. TANPA ADA PUNGUTAN BIAYA APAPUN. :)

Salam Ukhuwah.
Lintang Parahening